.

.

.

.

Kamis, 06 Mei 2010

Teori belajar

Teori – Teori Belajar

Konsep belajar secara umum, dapat dilihat dari tiga perspektif aliran, yaitu: nativisme, empirisme dan organismik. Paham nativisme lebih memandang bahwa belajar adalah suatu aktivitas berupa melatih daya ingat atau otak (interaksi anak dengan objek belajar, misalnya buku, majalah) agar menjadi tajam, sehingga adanya perubahan cara berpikir dan menganalisis persoalan yang ada di sekitarnya.

Berbeda dengan paham nativisme, paham empirisme memaknai belajar

sebagai suatu aktivitas menambah informasi atau pengetahuan dan pengayaan bentuk pola-pola respons baru yang mengarah pada perubahan tingkah laku siswa.

Paham organismik memandang bahwa belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dan pribadi siswa secara keseluruhan baik jasmani maupun rohani.

Adapun pengertian – pengertian teori belajar yaitu :

A. Teori Belajar Behaviorisme.

Aliran behavioristik Yang ditekankan pada teori ini adalah adanya peruhahan tingkahlaku (respon) pelajar yang dapat diamati setelah adanya ransangan (stimulus) yang diterima .

Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik, dapat dijelaskan sebagai berikut : Thorndike, skinner, Pavlov, guthrie

1. Edward Thorndike (koneksionisme

Teori koneksionisme oleh Thorndike, memandang bahwa yang menjadi dasar terjadinya belajar adalah adanya ransangan peristiwa (stimulus) antara kesan panca indera (sense of impression) dengan dorongan yang muncul untuk bertindak (respon) . Baik itu berupa suasana atau lingkungan, atau berupa hadia atau hukuman.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

a) Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubunganyang terjadi antara Stimulus- Respons.

b) Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

c) Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2. skinner (Operant Conditioning )

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati tidak jauh beda dengan apa yang disampaikan oleh Edward Thorndik .menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah

Dengan kata lain

3. Pavlov. (Classical Conditioning)

Teori Classical Conditioning Secara garis besar teori Pavlov dapat dijelaskan bahwa terjadinya perubahan tingkahlaku (respon) pada pelajar karna adanya kondisi belajar (stimulus) secara berulang ulang .

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
• Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

• Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

B. Teori belajar Kognitivisme.

Menurut teori ini belajar adanya perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat dalam bentuk tingkah laku. Yang ditekankan pada teori ini adalah proses.

Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar Kognitivisme, dapat dijelaskan sebagai berikut : Piaget, Bruner, Ausubel.

1. Teori Perkembangan Piaget

Piaget merupakan salah satu pionir konstruktivis, Secara garis besar teori ini mengatakan proses perubahan persepsi dan pemahaman yang terjadi pada pelajar saat ini karna adanya pemahaman dan persepsi yang sebelumnya telah ada pada dirinya yang berasal dari lingkungannya . Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.

2. Teori Perkembangan Bruner.

Proses belajar lebih ditentukan dengan cara kita mengatur materi pelajaran baik menggunakan simbol atau visual lain.

3. Teori Perkembangan Ausubel.

Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

C. Teori belajar Humanistik.

Teori belajar humanistik asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal,

Banyak tokoh penganut aliran humansitik, diantaranya adalah

à Kolb yang terkenal dengan “belajar empat tahap”,

à Honey dan Mumford dengan “pembagian tentang macam-macam siswa”,

à Habermas dengan “tiga macam tipe belajar”

à Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.”

D. Teori belajar Gestalt

teori gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami.

2 komentar:

love is true mengatakan...

waw bagus blognya..

magfirah mengatakan...

yah dari pada menjelajah di dunia maya tampa arah dantujuan lebih baik isi blog sendiri. Saling berbagi untuk sesama. Terima kasih atas kunjungannya.

Posting Komentar

Silahkan di komentari